Mantan kiper Manchester United, Peter Schmeichel, saat wawancara dengan VIVAbola (VIVAnews/Fernando Randy)
Kiper legendaris
Manchester United (MU), Peter Schmeichel, hadir di Jakarta pada Sabtu 30 Maret 2013. Ia datang untuk memeriahkan acara launching kerjasama antara
Manchester United dan PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA).
MU dan Multistrada menjalin kerjasama selama 3,5 tahun ke depan. Multistrada yang memiliki produk-produk andalan seperti ban Achilles dan Corsa menjadi Official Tire Partner bagi Setan Merah.
Multistrada juga akan memanfaatkan kerjasama ini untuk ikut memajukan sepakbola Indonesia. Rencananya, Multistrada akan memberangkatkan 32 anak-anak Indonesia untuk berlatih di klub tersukses di Liga Inggris itu.
Schmeichel yang hadir saat acara peresmian sponsorship itu langsung menyambut positif gagasan dari Multistrada ini. Tak hanya itu, kepada
VIVAbola, kiper berjuluk The Great Dane alias Tembok Raksasa dari Denmark tersebut juga mengungkapkan pendapatnya soal banyak hal.
Mulai dari prediksi juara EPL, perbedaan skuad MU yang menjadi Treble Winners 1999 dan saat ini, serta alasannya memilih posisi kiper di lapangan. Meski baru beberapa jam mendarat dari
penerbangan panjang Kopenhagen-Jakarta, pria 49 tahun ini menjawab semua pertanyaan dengan ramah.
Berikut petikan wawancara eksklusif
VIVAbola dengan Peter Schmeichel:
Apakah ini kali pertama Anda datang ke Indonesia?
Ya, ini kali pertama saya datang. Penerbangan ke sini cukup panjang. Tapi, saya senang berada di sini. Saya sudah berkomunikasi dengan fans di sini lewat twitter dalam beberapa pekan terakhir. Mereka semua sangat menantikan kedatangan saya. Jadi, ini membuat saya bahagia.
Dulu saya mewakili MU sebagai pemain, tapi sekarang sebagai ambassador. MU sekarang lebih dari sekedar klub. Klub ini sudah seperti institusi.
Saya ingin berterima kasih kepada Multistrada yang telah memberikan saya kesempatan datang ke sini.
Apa keuntungan bagi MU memiliki sponsor dari Indonesia?
Saya pikir sudah jelas apa keuntungan bagi kedua belah pihak. Untuk Multistrada, MU adalah klub besar yang menarik banyak perhatian.
Sedangkan bagi MU, keuntungannya ada di aspek finansial. Tapi, ini juga kesempatan bagus bagi MU untuk lebih dekat dengan fans di Indonesia.
Lebih dekat dengan fans di seluruh dunia adalah sesuatu yang kami upayakan dengan serius. Banyak negara di dunia yang sulit kami jangkau dan salah satunya alasannya karena waktu dan jadwal klub yang padat. Secara umum, saya pikir kerjasama ini sangat menguntungkan kedua belah
pihak.
Multistrada akan mengirimkan 32 anak Indonesia ke akademi MU. Bagaimana pendapat Anda soal ini?
Saya pikir, inisiatif dari Multistrada untuk mengirimkan 32 anak ke Inggris sungguh bagus. Nantinya, anak-anak ini akan mendapatkan pengalaman dan belajar di sana. Siapa tahu ada pemain Indonesia yang layak bermain di MU dan kami menemukannya. Ini bukan sesuatu yang mustahil.
Bagaimana prediksi Anda soal perburuan gelar juara Premier League musim ini. Apakah Anda yakin MU akan merebut gelar juara dari tangan Manchester City?Tentu saja. Saya yakin sekali kami akan juara. Kami sudah unggul 15 poin atas
Manchester City.
Jika MU meraih gelar juara Liga Inggris ke-20 musim ini, apa artinya bagi seorang legenda seperti Anda?Ke-19 gelar yang ada saat ini belum cukup. Lihatlah
Liverpool yang dulu unggul jauh dan terkejar. Sekarang segalanya adalah tentang menjadi
juara dan juara. Kami harus selalu bersaing menjadi yang terbaik setiap musim.
Musim lalu adalah musim yang sulit. Karena itu, kami ingin menebusnya musim ini. Kami sudah unggul jauh atas
Manchester City. Saya benar-benar bahagia melihat papan klasemen. Saya ingin ini terus terjadi setiap musim.
Bagaimana perbandingan antara skuad MU saat menjadi treble winners pada 1999 dan tim yang ada saat ini? Saya pikir, keduanya tidak bisa dibandingkan. Sepakbola berkembang setiap saat. Mulai dari taktik, metode latihan dan segalanya terus berubah.
Pada 1999, kami latihan dalam segala aspek. Saat ini, Anda hanya berlatih untuk sesuatu yang Anda hadapi dan butuhkan. Mustahil membandingkan kedua tim.
Menurut Anda, siapa pemain terbaik yang pernah membela MU?
Ini pertanyaan yang sulit. Dalam sejarahnya, MU memiliki banyak pemain bagus. Kami punya Bobby Charlton yang lolos dari kecelakaan pesawat dan menjadi pemain hebat. Lalu ada juga pemain fantastis seperti George Best dan Dennis Law.
Tapi, jika kita bicara angka dan statistik, seseorang yang mampu mencetak ratusan gol bagi MU dan bermain hampir 1.000 pertandingan, maka dia yang terbaik. Dia adalah Ryan Giggs. Jika Anda lihat dia bermain sekarang, dia masih sama hebatnya seperti dulu.
Dia mampu bertahan di tim dalam waktu yang lama. Dia mampu bertahan di level tertinggi dan bermain dalam banyak pertandingan. Pastinya, dia adalah pemain terbesar yang pernah kami miliki.
Bagaimana dengan Eric Cantona?
Eric hanya berada di MU dalam waktu yang pendek. Tapi, apa yang dia lakukan sungguh luar biasa. Dia benar-benar mampu mengubah tim
Sebagai mantan kiper MU, apa pendapat Anda tentang kiper MU saat ini, David De Gea?
Saya pikir, dia baik-baik saja. Dia datang dari situasi yang sangat sulit. Dia mendapat kritikan setiap hari sejak tiba di Old Trafford. Tapi, dia masih mampu bermain bagus. Saya pikir ini luar biasa.
Anda beberapa kali mencetak gol dalam karier Anda. Tapi, kenapa Anda pilih menjadi kiper?
Jujur, saya juga bingung kenapa jadi kiper. Saya memang sempat beberapa kali mencetak gol di masa lalu. Tapi, saya pikir, saya tidak berbakat di depan dan lebih bahagia di bawah mistar.
Anda banyak melakukan penyelamatan gemilang sepanjang karier. Salah satunya adalah saat melawan Inter Milan di Liga Champions musim 1998/1999. Saat itu Anda mampu memblok sundulan maut Ivan Zamorano dengan satu tangan. Apa yang Anda ingat dari laga itu?
Itu pertandingan yang sangat penting. Kami bermain bagus saat itu. Kami punya penyerang-penyerang kecil di depan yang bermain hebat. Tapi, jika Zamorano mencetak gol, mungkin hasil pertandingan akan berbeda. Itu adalah salah satu penyelamatan gemilang yang pernah saya buat. Saya lihat cuplikan videonya dan bangga sekali.
Karier anak Anda, Kasper Schmeichel, tidak terlalu bagus. Apakah Anda pernah memberi nasihat kepada dia?
Saya tidak setuju dengan pendapat itu. Saya pikir, anak saya memiliki karier yang cukup baik. Dia sudah mulai masuk tim nasional Denmark tahun ini. Dia juga punya pertahanan terbaik di Championship Division bersama timnya Leicester City.
Bagaimana dengan sambutan fans di Indonesia saat acara nonton bareng MU vs Sunderland?Luar biasa. Ini pemandangan luar biasa. Mungkin mereka lebih bergemuruh dibanding fans di Old Trafford. Saya janji ini bukan kunjungan terakhir saya ke Indonesia.